Anak-anak kita kadang mengalami susah makan, diantara macam-macamnya antara lain :
1 Tolak MP-ASI, tapi mau ASI
1 Tolak MP-ASI, tapi mau ASI
Jika menghadapi  kondisi seperti ini, pemberian makanan secara bertahap harus dirancang.  Memang sih waktu makannya jadi jauh lebih lama. Contohnya, berikan 1  sendok MP-ASI setiap jadwal makan tiba dengan konsentrasi makanannya  lebih cair dibanding ukuran standar yang dianjurkan di kemasan. Setiap  hari porsi ini harus ditingkatkan, dari 1 sendok menjadi 2 sendok hingga  akhirnya mencapai 1 mangkuk. Perlu diingat, jadwal makannya pun harus  diberikan secara konstan dan berkesinambungan. Mengapa ini penting?  Karena si kecil mau tidak mau harus diajarkan keteraturan untuk  membentuk kedisiplinan.
2 Dilepeh
Jika  ini terjadi pada bayi di bawah usia 8 bulan, kemungkinan besar hanya  karena refleks anak. Ingat, MP-ASI yang diberikan merupakan sesuatu yang  "asing" baginya, lo. Tapi kalau si kecil sudah berusia 8 bulan atau  lebih, maka orang tua harus cermat. Apakah karena memang makanannya itu  yang tidak enak karena terlalu asin, terlalu manis, kelewat kasar atau  malah kelewat lembut? Atau apakah orang tua memberikannya dalam porsi  terlalu banyak, terlalu panas/dingin dan sebagainya. Nah, agar si kecil  tidak melakukan penolakan, pandai-pandailah mengatur strategi dengan  cara menggonta-ganti menu, rasa maupun tekstur makanannya. Jangan lupa  pula untuk
senantiasa mengomunikasikannya pada si kecil. Contohnya, "Kenapa, Sayang, kok dilepeh? Terlalu asin, ya? Nah, sekarang sudah enggak asin lagi."
senantiasa mengomunikasikannya pada si kecil. Contohnya, "Kenapa, Sayang, kok dilepeh? Terlalu asin, ya? Nah, sekarang sudah enggak asin lagi."
3 Diemut
Ini  juga salah satu bentuk penolakan yang kerap dilakukan bayi. Anak yang  makannya ngemut umumnya karena alat-alat pencernaan di rongga mulutnya  belum siap menerima MP-ASI. Jika memang kebiasaan ngemut-nya karena  gangguan fisik, si kecil besar kemungkinan juga akan mengalami gangguan  bicara. Untuk memastikannya, kasus seperti ini lebih baik segera  diperiksakan ke dokter.
4 Disembur
Sesekali  si kecil mungkin saja menyemburkan makanannya. Itu hal yang wajar  terjadi sebagai salah satu bentuk eksplorasinya. Namun orang tua harus  menjelaskan pada anak, semisal dengan mengatakan, "Lucu, ya, Dek,  bunyinya. Tapi makanan itu nanti harus ditelan ya." Kalau penjelasan  seperti itu terus-menerus diutarakan, anak tentu akan tahu mana perilaku  yang tak baik alias tak boleh diulanginya lagi. Akan tetapi, jika  setiap kali makan si kecil selalu menyemburkan santapannya, boleh jadi  ia memang tidak berselera pada makanan tersebut. Kemungkinan lain cara  makan ataupun suasana makan yang dirasa tak nyaman baginya. Lagi-lagi  orang tualah yang harus kembali mengeksplorasi cara lain agar si kecil  mau makan.
5 Dimuntahkan
Perilaku  memuntahkan makanan bisa akibat penolakan ataupun bukan. Kalau ternyata  disebabkan masalah fisik atau ada yang harus dibereskan pada sistem  pencernaannya, maka muntahnya bukan merupakan penolakan. Akan tetapi  kalau muntah disebabkan si kecil mencari perhatian dalam mengeskpresikan  ketidaksukaannya pada makanan itu, baru bisa dikategorikan sebagai  penolakan. Untuk memastikan penyebabnya, orang tua dapat memperhatikan  kondisi anak. Misalnya apakah rewel atau tidak selagi muntah maupun  sesudah muntah, demam atau tidak, dan apakah disertai gangguan lain  semisal diare atau tidak. Jika jawabannya memang ya, kemungkinan si  kecil mengalami masalah fisik dan ini sebaiknya segera dikonsultasikan  ke dokter ahlinya.
6 Menolak sama sekali
Wujud  penolakannya bisa berupa memalingkan kepala, menutup rapat-rapat  mulutnya, sampai menangis keras setiap kali disuapi. Penyebabnya lebih  banyak karena faktor fisik, seperti gara-gara sariawan, atau terkena  radang tenggorokan. Jadi, kalau si kecil menunjukkan tanda-tanda tadi,  cermati dulu kondisi kesehatannya secara umum. Pastikan apakah ia  sariawan atau tidak, gunakan termometer untuk memastikan suhu tubuhnya,  apakah kondisi lidahnya bermasalah atau tidak, bibirnya pecah-pecah, dan  buang airnya lancar atau tidak. Kalau benar karena kendala fisik, lekas  konsultasikan ke dokter.
Jika tak ada  gangguan fisik kemungkinan besar si kecil melakukan gerak tutup mulut  gara-gara faktor psikis. Tidak tertutup kemungkinan ia memang tengah  mencari perhatian orang tuanya yang sudah sepanjang hari tidak  dijumpainya, tak menyukai menunya, dan penampilan makanannya membuat  bayi kehilangan selera makan.
Konsultan Ahli:
Alzena Masykuori, M.Psi
psikolog dari Cikal Sehat-Sehat, Jakarta Selatan
sumber: khalisaaa.blogspot.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar