Sabtu, 07 Maret 2015

Panduan Menyusui di Hari-hari awal

 
  • Frekuensi bayi menyusu:

Umumnya bayi akan menyusu antara 8-12 kali sehari atau setiap 1-3 jam karena volume perut yang sangat kecil. Susui bayi sesuai kehendaknya, kecuali jika bayi termasuk kategori bayi kuning yang memerlukan frekuensi menyusu yang sangat sering.


Sebetulnya tidak ada ketentuan bahwa bayi ASIX harus minum tiap 2 jam sekali. Secara umum, memberikan ASI pada prinsipnya tetap sesuai demand atau keinginan bayi. Walau pada umumnya dalam minggu-minggu pertama kelahiran, bayi akan menyusu tiap 2-3 jam sekali atau bahkan lebih sering. Karena volume lambung bayi masih sangat kecil, maka seorang bayi newborn bisa menyusu 10-12 kali per hari atau bahkan lebih. Anda tidak perlu khawatir menyusui TERLALU SERING, tapi Anda harus waspada jika bayi mulai enggan atau malas menyusu


Kenapa penting untuk menyusui bayi newborn 2-3 jam sekali?

    Menyusui 2-3 jam sekali atau lbh sering dari itu pada minggu-minggu awal kelahiran membantu untuk memantapkan proses menyusui. Proses pemantapan menyusui ini di dalamnya termasuk , antara lain: bagaimana agar dapat menyusui dengan pelekatan yang benar, bagaimana mengetahui ciri-ciri bayi lapar/haus, bagaimana mendapatkan berbagai posisi menyusui yang nyaman bagi ibu dan bayi, bagaimana mematikan kecukupan ASI harian lewat frekuensi BAK dan BAB, dan sebagainya. Bayi mulai lapar ketika dia mulai suka menggeleng-gelengkan kepalanya, mulai gelisah, dan mulai membuka buka mulutnya seakan mencari puting. Jika bayi sudah menangis, sebetulnya itu adalah senjata terakhirnya memberi tahu bawah dia sudah sangat lapar.
    Menyusui 2-3 jam sekali atau bahkan lebih sering dari itu penting untuk mengurangi potensi bengkak payudara yang sering terjadi di periode ini, terutama pada periode kolostrum berubah menjadi ASI transisi dan ASI matang.
    Menyusui newborn 2-3 jam sekali atau lebih sering dari itu dapat efektif mengurangi potensi kuning (jaundice) bayi dan mempercepat penurunan bilirubin pada bayi yang mengalami jaundice. Pada bayi yang jaundice seringkali emreka lebih sering tidur dan mengantuk. Jika bayi sudah tidur lebih dari 4 jam bangunkan bayi dan tawarkan untuk menyusu.
    Sering menyusui bayi newborn juga membantu segera menciptakan keseimbangan supply dan demand sebagai prinsip dasar proses menyusui.
    Menyusui sesering mungkin di fase newborn juga efektif membantu bayi menjalani proses transisi dari kehidupan dalam rahim ke kehidupan di dunia dimana dalam proses menyusui, dekapan ibu terutama skin to skin dengan bayi akan membuat bayi nyaman dan terhindar dari stress.
    Menyusui dengan frekuensi yang sering di minggu-minggu awal juga membantu mengoptimalkan kenaikan berat badan pada bayi yang mana di awal2 kelahiran biasanya berat badan bayi menurun hingga 7% dari berat lahirnya. Cek berat badan bayi di akhir minggu pertama dan akhir minggu kedua setelah kelahiran untuk memastikan bahwa berat badan bayi sudah kembali ke berat lahirnya paling lambat dua minggu setelah kelahirannya.
    Menyusui dengan frekuensi yang sering di minggu-minggu awal kelahiran juga membantu bayi melewati fase percepatan pertumbuhan (growth spurts) yang biasanya terjadi di hari hari awal setelah bayi kembali ke rumah, hari ke-7 hingga ke-10, minggu ke-2 hingga ke-3, dan minggu ke-4 hingga ke-6



Pola menyusui seperti ini biasanya terjadi hingga minggu ke-6 setelah kelahiran. Setelah itu biasanya pola menyusui bayi mulai lebih stabil dan mapan karena produksi dan demand biasanya sudah mencapai keseimbangan. Tetap amati frekuensi BAK-nya, sementara biasanya frekuensi BAB-nya sudah mulai lebih jarang dan tidak terjadi setiap hari. Cek juga kenaikan berat badannya setiap bulan. Biasanya ketika proses menyusui mulai mantap, fokuskan pada petunjuk dari bayi tentang kapan dia ingin menyusu.



Walau secara umum disarankan menyusui bayi lebih sering dalam 6 minggu pertama usianya, namun secara umum prinsipnya adalah: perhatikan selalu petunjuk dari bayi Anda dan jangan berpatokan pada jam.





    Tanda-tanda bayi mulai lapar:



Berikut adalah tahapan tanda-tanda bayi mulai lapar:

    Mulai terbangun
    Mengeluarkan suara-suara pelan
    Mouthing (mengeluarkan lidahnya dan menjilat-jilat bibirnya)
    Rooting (menggeleng-gelengkan kepalanya seperti mencari payudara dan mulai membuka mulutnya)
    Mulai memasukkan tangannya ke mulut
    Menangis pelan dan kemudian semakin meningkat intensitasnya (perhatikan bahwa menangis adalah tanda paling akhir dari bayi yang lapar. Jadi pastikan untuk mengenali tanda-tanda bayi yang lapar sejak awal)



    Cara membangunkan bayi untuk menyusu:



Di hari-hari awal biasanya bayi tidak akan tidur lebih dari 6 jam sekali tidur. Jika bayi tidur dalam waktu lama ada beberapa cara untuk membangunkan bayi agar mau menyusu:

    Perah sedikit ASI, oleskan pada bibirnya
    Ganggu bibirnya dengan puting
    Buka selimutnya
    Buka pakaiannya dan biarkan bayi hanya menggunakan popok, coba susui sambil skin-to-skin



    Posisi menyusui



Apapun posisi menyusui yang digunakan pastikan empat poin ini diperhatikan:

    Kepala dan badan bayi dalam satu garis lurus
    Badan bayi didekap dekat dengan badan ibu hingga menempel. Kalau menggunakan posisi tidur miring, berarti indikatornya di perut dimana perut bayi menempel di perut ibu
    Tangan ibu harus menopang seluruh badan bayi, bukan hanya kepala dan bahu
    Bawa bayi menghadap ke payudara, dengan hidung bayi berhadapan dengan puting.



    Kunci pelekatan menyusui (latch-on) yang baik



Ada empat tanda-tanda pelekatan menyusui yang tepat:

    Mulut terbuka lebar. Jangan buru-buru memasukkan payudara ke mulut bayi jika mulutnya belum terbuka lebar.
    Daerah gelap di sekitar puting (aerola) masuk banyak ke mulut bayi, terutama yang terletak di bagian bibir bawah bayi. Dengan kata lain, Areola yang masih nampak (setelah payudara masuk mulut), lebih banyak di bagian atas daripada bagian bawah
    Bibir bawah bayi harus melengkung keluar. Jangan sampai mulut bayi berbentuk kuncup (mecucu).
    Dagu bayi menyentuh payudara ibu





    Tanda-tanda bayi menyusu dengan baik:



Ada beberapa tanda yang dapat diperhatikan sebagai petunjuk bahwa bayi menyusu dengan baik:

    Pelekatan menyusui benar
    Ibu dapat mendengar dan melihat bayinya menelan ASI
    Payudara terasa lebih “empuk”, tidak lagi keras setelah beberapa saat menyusu
    Bayi terlihat menghisap dengan kuat dengan gerakan yang jelas pada rahang
    Terkadang ibu dapat melihat adanya susu pada mulut bayi
    Merasakan LDR (Let Down Reflex), untuk lengkapnya tentang LDR silakan lihat dokumen tentang LDR
    Bayi biasanya akan menyusu antara 20-45 menit, tergantung kebutuhan. Pastikan bayi menyusu pada satu payudara hingga “ kosong”, baru tawarkan payudara yang satunya jika ia masih lapar.

  •  Ciri-ciri bayi yang kenyang menyusu:
 Bayi biasanya kenyang menyusu jika menunjukkan tanda-tanda berikut ini:

 Melepaskan payudara dengan sendirinya
 Mengantuk
 Bayi kelihatan relaks, tangan dan bahu keliahatn relaks, dan tangan yang biasanya mengepal saat lapar juga tidak lagi mengepal
 Tertidur hingga dia merasa lapar kembali

  • Menyendawakan bayi
Sejak awal menyusui, usahakan untuk selalu menyendawakan bayi setelah selesai menyusui, umumnya untuk mencegah gumoh yang sering terjadi apda bayi muda. Berikut berbagai cara menyendawakan bayi:

    Posisikan tubuh bayi secara vertikal (tegak), dengan dagu menyandarkan ke bahu ibu. Wajah bayi menghadap ke belakang ibu. Sangga leher dan punggung bayi dengan tangan sambil menepuk-nepuk punggung dengan lembut punggung bagian tengah
    Telungkupkan bayi di pangkuan Anda. Letakkan bagian perut bayi di pangkuan dan sangga bagian badannya. Usap lembut bagian punggungnya dan tunggu sampai ia bersendawa

    Dudukkan bayi pada pangkuan, kepala bersandar miring ke depan sementara dada ditahan oleh tangan bunda. Beri tepukan atau usapan lembut pada punggung dan pastikan kepala bayi tidak terdongak ke belakang

  • Bayi gumoh

Gumoh sangat umum terjadi pada bayi muda, meski sudah disendawakan sekalipun. Biasanya inisering terjadi sampai sekitar usia 4-6 bulan,setelah itu akan berkurang ketika bayi mulai sering tengkurap atau bahkan duduk. Sebab gumoh ini antara lain:

Pertama, volume lambung bayi masih kecil, sementara susu yang ditelan bayi kadang melebihi kapasitas lambungnya. Hanya dengan bayi bergerak sedikit, kadang susu tadi dgn mudahnyakeluar lagi.

Kedua, karena organ pencernaannya belum sempurna, termasuk klep penutup lambungnya. Ini yang menyebabkan susu yang sudah diminum mudah utk keluar. Sejalan dengan bertambahnya usia, gumohnya akan semakin jarang.

Ketiga, posisi dan pelekatan menyusui yang kurang tepat sehingga ada kemungkinan udara ikut masuk selama menyusu. Sendawa tidak selalu menjadi jaminan bayi tidak akan gumoh. Kadang bayi tidak disendawakan juga tidak gumoh. Tapi tetap lebih baik disendawakan jika dimungkinkan. Kalau bayi ibu termasuk yang sering gumoh, sendawakan di tengah2 menyusui. Susuibayi 5-10 menit, sendawakan sebentar, lalu lanjutkan lagi menyusuinya.

Keempat, gumoh bisa terjadi karena kekenyangan atau produksi ASI ibu sedang banyak, terutama banyaknya produksi foremilk atau ASI awal. Jika aliran ASI kencang, bayi kadang juga gumoh dari hidung. Itu juga masih tergolong normal. Pastikan bayi tetap nyaman setelah gumoh.

  •     Frekuensi minimum Buang Air Kecil (BAK) sebagai tanda kecukupan ASI

    Hari pertama setelah kelahiran: 1 kali BAK
    Hari kedua: dua kali BAK
    Hari ketiga: 3 kali BAK
    Hari keempat: 4 kali BAK
    Hari kelima dan seterusnya hingga masa ASI eksklusif berakhir: 6 kali BAK

  •     Pola Buang Air Besar (BAB)

    Hari pertama dan kedua setelah kelahiran: BAB berwarna hitam pekat yang disebut mekonium. Kadang di hari kedua warnanya menjadi lebih kecoklatan
    Hari ketiga setelah kelahiran: bayi mulai BAB lebih sering, warna BAB-nya biasanya cenderung kehijauan
    Hari keempat setelah kelahiran: BAB bayi mulai berwarna hijau kekuningan, frekuensi bisa 3 kali sehari atau lebih
    Hari kelima dan seterusnya: biasanya BAB bayi mulai berwarna kunikng (golden feses), frekuensinya bisa 3 kali atau lebih, biasanya banyak bayi BAB setelah menyusu


  •     Penurunan dan kenaikan berat badan
Bayi yang baru lahir umumnya akan mengalami penurunan berat badan hingga rata-rata sekitar 7-10% dari berat badan lahir. Kemudian berat badannya akan kembali ke berat badan lahir selambat-lambatnya dua minggu setelah kelahiran.

    Menjaga kondisi payudara dan puting

Di awal periode menyusui, puting ibu sanga rentan lecet. Untuk menghindarinya pastikan pelakatan menyusui selalu tepat dan jangan lupa oleskan ASI pada puting sebelum dan sesudah menyusui. Ibu yang baru mulai menyusui juga rentan mengalami bengkak payudara. Ada beberapa cara untuk mengatasinya:

    Pastikan bayi menyusu sesering mungkin
    Jika payudara terasa kencang dan bayi belum ingin menyusu, perah ASI
    Jika payudara bengkak, kompres dengan air hangat sebelum dan saat menyusui dan kompres dingin sesudah menyusui. Hanya hisapan bayilah yang dapat efektif meredakan bengkak pada payudara ibu

    Tips untuk ibu

    Istirahatlah saat bayi istirahat
    Jangan segan minta bantuan keluarga atau orang terdekat untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau membantu merawat anak yang lebih besar. Rencanakan ini sebelum ibu melahirkan
    Banyak konsumsi makanan bergizi dan minum air putih
    Jangan memaksakan diri, berikan waktu pada diri ibu untuk menyesuaikan diri dengan jadwal yang baru setelah kelahiran bayi
    Tetap berpikiran positif bahwa ASI cukup untuk bayi

By aimi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar