Selasa, 03 Maret 2015

Merawat Gigi Anak


  • Merawat Gigi Bayi (0-2 tahun)

Sejak bayi mulai tumbuh gigi pertama, orangtua sudah wajib membersihkan giginya. Gunakan kain kassa steril . Caranya, balutkan kain kassa ke telunjuk ibu, basahi dgn air matang hangat, lalu gosok gigi bayi dgn lembut dan perlahan. Selalu gunakan kain kassa yang baru setiap membersihkan gigi bayi, dan basahi dengan air matang, jangan air mentah. Usahakan membersihkan giginya sesering mungkin, namun perhatikan kondisi anak. Anak harus dalam keadaan segar, tidak rewel dan mengantuk, sehingga "kegiatan" ini tidak membuatnya trauma. Meskipun secara bertahap anak sudah dikenalkan dengan sikat gigi, pembersihan dengan kain kassa ini bisa dilakukan hingga usianya 2 tahun.

Di pasaran juga tersedia finger toothbrush, sikat gigi bayi yang tempatnya bisa dimasukkan ke telunjuk orangtua.  Sikat seperti ini pun baik digunakan, hanya pastikan bahwa tempat sikat, pas dengan jari telunjuk orangtua, sehingga pada saat pembersihan, sikat gigi tidak bergeser-geser dan dapat berfungsi dengan baik.



Seiring bertambahnya usia bayi, dan semakin banyak jumlah giginya, kita bisa memperkenalkan bayi pada sikat gigi latihan (training toothbrush). Training toothbrush ada 3 bentuk. Pertama, yg terbuat dari karet, bulat memanjang dengan gerigi yang tumpul untuk melatih anak supaya terbiasa dengan pembersihan gigi.  Karena terbuat dari karet yang lembut, tidak apa-apa jiga digigiti oleh bayi, asalkan selalu disterilkan.  Tahap 2, sedikit menyerupai sikat gigi, tapi masih terbuat dari karet. tahap ke 3 adalah sikat gigi dengan ukuran kecil dan bulu yang lembut. Apabila gigi bayi sudah biasa dibersihkan , pengenalan dengan sikat gigi biasa saat seluruh giginya sudah tumbuh semua, biasanya tidak akan bermasalah. Training toothbrush ini, hanyalah alat untuk mengenalkan proses penyikatan gigi secara bertahap. Pembersihan gigi tetap dilakukan oleh orangtua.


  • Merawat Gigi anak 2-4tahun

Untuk anak usia ini, tetap orangtua lah yang melakukan penyikatan gigi pada anak.  Apabila anak ingin melakukan sikat gigi sendiri, berilah kesempatan pada anak untuk melakukannya, sesudah itu lakukan penyikatan ulang oleh orangtua. Demikian juga sebaliknya. Bila orangtua yang memulai, beri kesempatan pada anak sesudahnya.

Selalu pastikan, sikat gigi sudah dalam keadaan bersih. Sediakan segelas air matang.Mulailah berlatih kumur-kumur. Mintalah anak untuk mengucapkan, "iiiii...." lalu sikat gigi seri depan dengan gerakan sedikit memutar dikombinasikan dengan gerakan maju mundur pendek-pendekl. Lakukan terus menerus sampai ke bagian gigi yang menghadap pipi di sebelah kiri dan kanan.  Setelah itu, minta anak megucapkan "aaaa...." dan sikat permukaan kunyah kiri dan kanan rahang bawah, setelah itu semua permukaan gigi rahang bawah yang menghadap ke lidah.  Lakukan hal yang sama untuk gigi rahang atas. Permukaan kunyah gigi rahang atas, juga bagian gigi yang menghadap langit-langit mulut. Hati-hati saat menjangkau langit-langit bagian belakang karena terdapat area yang sensitif dan dapat merangsang muntah. Bila anak belum bisa berkumur, tidak perlu diberi pasta gigi.

Lakukan secara teliti, tapi tidak terlalu lama. Cukup sekitar 2-3 menit, supaya anak tidak bosan.


Bila anak sudah mulai mengerti, usia sekitar 3 tahun ke atas, latihlah ia untuk menyikat gigi secara mandiri. Sebelum melakukan ritual sikat gigi, jelaskan padanya bagian-bagian mana saja yang harus disikat. Bisa dengan memberi contoh langsung (orangtua yang menyikat gigi sambil dilihat anak), atau bisa juga membeli model gigi di toko alat kesehatan, dan jelaskan caranya. Lalu, menyikat gigi di depan cermin, supaya anak melihat langsung pada giginya.



Di usia ini, anak juga bisa kita ajak untuk memilih sikat gigi dan pasta giginya sendiri (jika sudah bisa berkumur) sehingga diharapkan motivasi anak akan meningkat dan ia akan rajin menyikat gigi.



Usahakan, saat melakukan kegiatan pembersihan gigi, memperkenalkan sikat gigi dan melatih sikat gigi mandiri pada usia berapapun, lakukan kegiatan ini secara menyenangkan. Buatlah ritual menyikat gigi sambil bernyanyi, mendongeng, penuh riang-gembira tanpa paksaan apalagi ancaman sehingga anak tidak akan merasa terpaksa dan trauma.


Waktu Yang Tepat untuk Menyikat Gigi


Menurut penelitian, setelah kita makan, sisa-sisa makanan khususnya karbohidrat akan mengalami fermentasi. Hasilnya, berupa senyawa bersifat asam yang dapat merusak email gigi sehingga gigi akan berlubang. Di malam hari saat tidur, bakteri-bakteri penyebab karies gigi akan berkembang 2x lipatnya. Sehingga, idealnya kita menyikat gigi setiap 30 menit sesudah makan, dan sebelum tidur. Tapi dalam beberapa kondisi, kadang kita tidak sempat menyikat gigi setiap sesudah makan sehingga cukup dilakukan 2x sehari yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur.


Pasta Gigi, obat kumur dan dental floss

Pasta gigi adalah sarana supaya menyikat gigi terasa nyaman dan meninggalkan efek segar di mulut. Jadi bukanlah komponen utama dalam proses pembersihan mulut. Fungsinya dalam mencegah kerusakan gigi pun tidak terlalu besar mengingat setelah disikat, gigi akan bersentuhan lagi dengan makanan dan minuman.  Jadi, yang lebih penting adalah keteraturan dalam membersihkan gigi dengan cara yang benar.



Anak-anak yang belum mampu berkumur, tidak dianjurkan untuk menggunakan pasta gigi. Bagaimanapun juga, pasta gigi mengandung berbagai zat kimia yang kita minimalkan untuk tertelan.  Selain deterjen sebagai bahan pembentuk busa, hampir semua pasta gigi di negara kita diberi tambahan fluor. Fluor, memang sangat penting dalam mencegah proses gigi berlubang. Ion fluor yang berikatan dengan kalsium pada email gigi akan membuat email gigi lebih tahan terhadap serangan asam dari hasil fermentasi karbohidrat oleh bakteri rongga mulut.

Namun kelebihan fluor (misalnya di  daerah2 yang kadar fluor dalam air minumnya tinggi) justru berdampak negatif, yaitu timbulnya fluorosis gigi, yaitu keadaan gigi email gigi yang tampak "bernoda" dan berlekuk-lekuk, terutama pada gigi tetapnya kelak. Jadi, meskipun kadar fluor dan zat kimia lain dalam pasta gigi dalam dosis aman, kita tetap perlu berhati-hati.


Merk pasta gigi apapun tidak jadi masalah, yang terpenting adalah cara kita menyikat gigi.Untuk anak, cukup gunakan sebesar butiran jagung.


Obat kumur pun tidak perlu diberikan, kecuali jika diberikan oleh dokter gigi dalam kondisi tertentu. Dental floss, hanya boleh digunakan pada usia 12 tahun ke atas.


  • Kapan ke Dokter Gigi?

Kunjungan ke dokter gigi bisa dimulai saat gigi pertama tumbuh. Kunjungan ini sangat penting bagi ibu (orangtua) dan anak. Ibu, bisa berkonsultasi mengenai cara merawat gigi anak, nutrisi atau hal apapun yang perlu diketahui mengenai gigi anak. Kunjungan pertama untuk anak bertujuan untuk pengenalan bahwa perawatan gigi adalah hal yang menyenangkan dan berdampak psikologis yang baik sebelum anak benar-benar membutuhkan perawatan gigi.



Rutinitas menyikat gigi seperti halnya makan, tidur maupun belajar, hendaknya dilakukan dengan senang hati dan tanpa beban. Teladan orangtua lebih efektif daripada kata-kata.

Semoga bermanfaat




Dirangkum dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar