Kamis, 26 Februari 2015

Panduan MP ASI (WHO)

MP-ASI yang baik adalah kaya energi, protein, mikronutrien, mudah dimakan anak, disukai anak, berasal dari bahan makanan lokal dan terjangkau, serta mudah disiapkan. Banyaknya kasus kurang gizi di dunia, terutama kasus kurang protein, zat besi dan vitamin A; telah mendorong WHO sebagai badan kesehatan dunia untuk memperbaharui beberapa prinsip penting di tahun 2010 untuk panduan pemberian makan bagi bayi dan anak, yang dikenal dengan prinsip AFATVAH :

Age : MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan berdasarkan kesiapan pencernaan bayi. Resiko pemberian mp-asi dini sebelum usia 6 bulan sudah dibahas di Bab 1. Pemberian mp-asi telat bulan dapat menyebabkan bayi tidak mendapat cukup nutrisi, sehingga mengalami defisiensi zat besi, tumbuh kembang yang terlambat.



Frequency : frekuensi pemberian makan.

Di awal mp-asi diberikan 1-2 kali;

seterusnya usia 6-9 bulan diberikan 2-3 kali makan utama sehari ditambah 1-2 x cemilan (buah);

usia 9-12 bulan 3 x makan dan 2x cemilan (buah, dll)



Amount : banyaknya pemberian makanan.

Di awal mp-asi berikan sebanyak 2-3 sdm dewasa per porsi makan;

usia 6-9 bulan bertahap mulai dari 3 sdm dewasa hingga 125 ml per porsi makan;

usia 9-12 bulan bertahap dari 125 ml hingga 250 ml per porsi makan.



Texture : tekstur makanan, berdasarkan panduan WHO terbaru ini bayi langsung diberi puree/bubur halus (lembut) tapi semi kental. Patokan kekentalan dilihat dari makanan yang tidak langsung tumpah ketika sendok dibalik. Kekentalan berbanding lurus dengan banyaknya asupan kalori dan nutrisi.

Setelah mulai makan beberapa minggu sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental berupa bubur saring yang lebih bertekstur daripada bubur halus/lembut.

Mulai usia 9 bulan sudah bisa makanan yang dicincang halus, tidak keras dan mudah dijumput oleh anak.

Diharapkan mulai usia 1 tahun anak sudah bisa makan makanan keluarga.



Variety : variasi keberagaman makanan diberikan sejak awal pemberian mp-asi (sejak awal 6m)  terdiri dari karbohidrat, protein nabati (jamur, kacang-kacangan & olahannya), protein hewani (daging sapi/ayam/telur/ikan tawar/ikan laut/ati  sapi/ati ayam, dll), aneka sayuran dan buah, serta sumber lemak tambahan. Keberagaman makanan diperlukan untuk keseimbangan antara masukan dan kebutuhan gizi karena tidak ada 1 jenis makanan yang memiliki semua unsur gizi yang dibutuhkan. Dengan mengonsumsi makanan yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi jenis makanan lainnya, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.



Untuk perkenalan awal mp-asi, paling lama 2 minggu pertama disarankan dikenalkan bubur dan puree tunggal (dari satu jenis bahan tidak dicampur; beras saja, wortel saja, pisang saja , dll) dengan frekuensi makan 1-2 kali sehari. Masa pengenalan ini digunakan untuk pengenalan variasi sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran dan buah. Khusus untuk protein hewani jika dirasa sulit dikenalkan secara tunggal, bisa dicampur dengan sumber karbohidrat yang sudah lolos pengenalan tunggal.



Paling telat minggu ketiga sudah harus diberikan bubur halus/saring lenglap yang terdiri dari karbohidrat + protein hewani + protein nabati + sayuran + lemak tambahan dengan frekuensi makan 2-3 kali sehari dan mulai dikenalkan 1 kali cemilan/makanan selingan (buah).



Prinsip variasi keberagaman ini menjadi dasar atau panduan menyusun menu harian, untuk mudahnya mari kita sebut sebagai panduan 4 bintang yang harus memenuhi tiga fungsi makanan (disebut juga sebagai tri guna makanan : zat tenaga, zat pembentuk dan zat pengatur). Selalu sertakan 1 bahan makanan dari setiap kelompok jenis makanan (kelompok bintang) dalam menu harian MP-ASI dan makanan keluarga yang terdiri dari :

* Sumber hewani sebagai sumber pembentuk sel tubuh dan sumber zat besi (memenuhi fungsi zat pembentuk)

** Sumber karbohidrat dikenal sebagai makanan pokok sumber penghasil energi (memenuhi fungsi zat tenaga)

*** Kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati dan mineral zat besi (memenuhi fungsi zat pengatur)

**** Sumber vitamin A dari sayuran dan buah (memenuhi fungsi zat pengatur)

***** Lengkapi dengan unsur penunjang yaitu sumber lemak tambahan untuk menambah kalori



Terkait dengan keberagaman bahan makanan, jika orang tua memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu, ada baiknya melakukan “tunggu 2-3 hari” saat mengenalkan makanan baru pada bayi, khususnya makanan pemicu alergi pada orangtuanya. Jika tidak ada riwayat alergi dalam keluarga, disarankan memberikan variasi makanan setiap harinya agar anak mendapatkan variasi nutrisi sejak awal pemberian mp-asi.

Makanan pemicu alergi pada umumnya : telur, ikan laut, kacang-kacangan, beberapa buah-buahan golongan berry, tomat, jeruk dan jambu biji.



Active/responsive : saat memberi makan, respon anak dengan senyum, jaga kontak mata, kata-kata positif yang menyemangati. Beri makanan lunak yang bisa dipegang untuk merangsang anak aktif makan sendiri.



Hygiene : menyiapkan dan memasak makanan secara higienis. Pastikan makanan bebas patogen, tidak mengandung racun/bahan kimia berbahaya, cuci bersih, masak dan simpan dengan baik, cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan.

Oleh Mia Ilmiawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar